Idealisme Sarjana Komunikasi

Diperlukan pengetahuan dan tingkat kedewasaan dalam porsi tertentu dalam mengkonsumsi informasi yang kita dapat melalui media. Karena pada d...

Diperlukan pengetahuan dan tingkat kedewasaan dalam porsi tertentu dalam mengkonsumsi informasi yang kita dapat melalui media. Karena pada dasarnya, terdapat perlakuan khusus dalam mencerna fakta-fakta yang disampaikan melalui media massa. Berkaitan erat dengan proses produksinya, informasi di media bukan fakta mentah yang boleh kita terima apa adanya.

 Sesungguhnya hal paling mendasar seperti ini yang seringkali dilupakan oleh sebagian besar masyarakat, tak jarang para ahli media sekalipun. Terlebih jika menyangkut media massa di Indonesia yang sistemnya notabene belum didukung jaminan perlindungan hukum sekuat di negara-negara maju. Kesiapan dan ke salingtergantungan antara masyarakat dan pendiri media perlu dipertanyakan lagi. Yang terjadi apakah mutualisme yang bersifat ideologis atau sekedar ekonomis belaka? Di satu sisi, kebutuhan akan tangan ke empat dalam sistem pemerintahan yang berazaskan demokrasi tidak dapat ditunda lagi. Masih pula didorong adanya kebutuhan akan persebaran informasi, pendidikan, percepatan pembangunan belum diimbangi oleh penyediaan layanan dan penawaran di bidang ini.

Media massa jelas dibutuhkan sekalipun masyarakat tidak sadar betul apa saja dan bagaimana mengatasi dampak-dampak yang ditimbulkannya. Sementara ini polemik yang terjadi seputar media dan masyarakat hanya tertahan di bangku-bangku akademik dan diskusi publik tanpa berusaha dibawa ke ranah praktis yang sifatnya solusif. Bahkan studi terkait cenderung diadakan sesuai kebutuhan pribadi atau kelompok. Akibatnya, muncul plagiatisme, komodifikasi pendidikan utamanya dalam bidang media.

Sarjana komunikasi yang sesungguhnya memiliki pengetahuan mendasar di bidang ini sesungguhnya memiliki kewajiban mendasar untuk mengabdikan ilmu yang dimilikinya dalam masyarakat secara aktif. Tidak melulu harus melalui pendekatan akademik, toh pendekatan sosial dan kultural jauh lebih sesuai jika diterapkan dalam ranah Indonesia. Saya secara pribadi tidak menyayangkan para kolega saya yang bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu mereka, dengan alasan penghasilan yang lebih menjanjikan.

Tidak apa-apa lah jika para sarjana komunikasi bekerja di bidang apapun dengan penghasilan berapapun, asalkan di waktu luang mereka, pengetahuan dan kesadaran mereka di bidang media dapat mereka tularkan kepada masyarakat dimana mereka berada. Menciptakan masyarakat yang sadar media, tak harus melalui jurnal penelitian, LSM atau seminar umum. Tak harus menjadi seorang profesor atau pakar komunikasi, karena sejatinya kita para sarjana sendirilah yang akan membuat gelar sarjana kita dihargai atau hanya sekedar pakaian yang kita kenakan untuk mendaftar kerja di perusahaan. (Yes)

You Might Also Like

0 comments

Mari bertukar pikiran...